Inilah Penyebab dan Dampak Hujan Microplastic yang Wajib Anda Tahu

Inilah Penyebab dan Dampak Hujan Microplastic yang Wajib Anda Tahu

Waktu membaca: 4 menit

Loading

Ternyata Bukan Cuma Air: Fakta Hujan Microplastic yang Diam-Diam Turun di Atas Kita

Beberapa tahun terakhir, ilmuwan menemukan fakta yang cukup mengganggu: di berbagai wilayah dunia, hujan yang turun ternyata membawa partikel microplastic. Bukan berarti air hujan berubah jadi cairan plastik, tapi di dalam tetes-tetes hujan itu terdapat serpihan plastik super kecil yang tidak terlihat mata.

Artikel ini akan membahas dengan bahasa sederhana:

  • apa itu hujan microplastic,

  • dari mana asalnya,

  • seberapa bahaya untuk manusia & lingkungan,

  • dan apa yang bisa kita lakukan.

Cocok untuk pembaca umum, orang tua, guru, aktivis lingkungan, sampai pemilik bisnis yang peduli brand-nya tidak ikut menyumbang masalah.


Apa Itu Microplastic dan Hujan Microplastic?

Microplastic adalah partikel plastik berukuran kurang dari 5 mm, bahkan banyak yang ukurannya mikroskopis. Ada dua jenis utama:

  1. Primary microplastics: memang diproduksi kecil sejak awal

    Contoh: microbeads pada kosmetik lama, pelet plastik industri.

  2. Secondary microplastics: berasal dari pecahan sampah plastik besar

    Contoh: kantong kresek, botol, ban, tekstil sintetis yang hancur seiring waktu.

Hujan microplastic adalah istilah untuk menggambarkan fenomena ketika partikel microplastic:

  • terangkat ke atmosfer,

  • terbawa angin dalam jarak dekat hingga ribuan kilometer,

  • lalu turun kembali ke permukaan bumi bersama hujan, salju, kabut, atau deposisi debu.

Penelitian di Amerika Serikat, Pegunungan Rocky, Pyrenees, Antartika hingga taman nasional menunjukkan bahwa plastik mikro ditemukan dalam sampel hujan dan presipitasi, bahkan di area yang jauh dari kota dan industri. 

Artinya: masalah ini bukan hanya soal kota besar penuh sampah. Ini sudah level atmosfer global.


Dari Mana Asal Hujan Microplastic?

Secara sederhana, hujan microplastic adalah “babak lanjutan” dari masalah sampah plastik yang tidak tertangani.

1. Sampah Plastik yang Hancur Perlahan

Plastik yang dibuang ke sungai, laut, tanah terbuka, atau TPA terbuka akan:

  • terkena panas matahari,

  • gesekan,

  • air, angin, dan proses alam lainnya,

hingga pecah menjadi serpihan kecil. Partikel ini bisa tertiup angin, ikut debu, atau naik bersama aerosol laut (percikan ombak) ke atmosfer. 

2. Ban Kendaraan dan Jalan Raya

Setiap kendaraan yang melaju, ban akan aus dan melepaskan serpihan karet dan plastik. Partikel ini:

  • ada di udara pinggir jalan,

  • terbawa angin,

  • dan bisa ikut tercuci turun saat hujan.

BACA JUGA:  Healing and Managing Business with New Step - The Money Management of My Self

Beberapa studi menempatkan partikel ban sebagai kontributor signifikan microplastic di udara dan presipitasi. 

3. Pakaian Sintetis & Tekstil

Pakaian berbahan polyester, nylon, acrylic, dll:

  • saat dicuci melepaskan serat mikro,

  • masuk ke air limbah,

  • lalu ke sungai, laut, tanah,

  • dan sebagian bisa kembali ke atmosfer sebagai aerosol atau debu kering.

4. Cat, Bahan Bangunan, dan Produk Sehari-hari

Cat kapal, marka jalan, coating bangunan, tekstil industri, filter rokok, dan berbagai produk lain mengandung plastik yang juga mengelupas menjadi partikel kecil.


Kok Bisa Sampai Turun dari Langit?

Secara ilmiah, prosesnya seperti ini:

  1. Emisi ke udara

    Microplastic terangkat melalui:

    • angin yang membawa debu dari kota, TPA, lahan kering,

    • aerosol laut yang mengandung microplastic,

    • aktivitas manusia: industri, konstruksi, lalu lintas.

  2. Transportasi jarak jauh

    Karena ukurannya sangat kecil dan ringan, partikel ini bisa melayang lama di atmosfer dan:

    • berpindah antarbenua,

    • mencapai pegunungan tinggi,

    • bahkan wilayah terpencil seperti Antartika. 

  3. “Dicuci turun” oleh hujan

    Saat awan membentuk tetesan hujan, partikel di atmosfer bisa ikut tertangkap dan terbawa turun. Proses ini disebut wet deposition. Ada juga dry deposition, ketika partikel turun sendiri tanpa hujan. Studi USGS dan penelitian lain menunjukkan lebih dari 90% sampel hujan di beberapa lokasi mengandung plastik mikro. 

Inilah yang melahirkan istilah populer: “It’s raining plastic.”


Apakah Hujan Microplastic Berbahaya?

Peneliti masih terus mengkaji, tapi beberapa poin penting yang perlu dipahami:

  1. Untuk Lingkungan

    • Microplastic yang turun kembali akan masuk ke:

      • tanah → diserap organisme tanah,

      • sungai & laut → dimakan plankton, ikan, hewan laut,

      • tanaman secara tidak langsung melalui media tanam.

    • Siklus ini membuat microplastic beredar terus, bukan hilang.

  2. Untuk Kesehatan Manusia

    • Microplastic sudah ditemukan:

      • dalam air minum,

      • garam,

      • makanan laut,

      • udara yang kita hirup,

      • bahkan dalam darah, paru-paru, dan jaringan manusia menurut beberapa studi terbaru. 

    • Potensi risikonya:

      • iritasi atau peradangan jaringan,

      • mengangkut bahan kimia berbahaya (additives, BPA, ftalat, dll),

      • kemungkinan efek jangka panjang pada sistem hormon, metabolisme, dan organ (masih dalam tahap penelitian, tapi cukup serius untuk diwaspadai).

Kesimpulannya: ini bukan alasan untuk panik setiap kali kehujanan, tapi cukup kuat untuk:

  • mendesak pengurangan plastik sekali pakai,

  • memperbaiki sistem pengelolaan sampah,

  • dan mendorong riset lebih dalam soal dampaknya.

BACA JUGA:  Selamat Tinggal Kanker: Teknologi Korea Selatan Ubah Sel Kanker Jadi Normal

Kenapa Isu Ini Penting untuk Kita?

Beberapa alasan kenapa topik ini relevan untuk masyarakat Indonesia dan pembaca awam:

  1. Indonesia salah satu penghasil sampah plastik laut terbesar di dunia.

    Semakin banyak plastik di lingkungan, semakin besar peluangnya menjadi microplastic dan ikut siklus hujan.

  2. Kota padat, lalu lintas tinggi, dan curah hujan besar.

    Kombinasi:

    • ban aus,

    • debu kota,

    • sampah yang tidak tertangani,

    • dan hujan tropis,

      membuat potensi wet deposition microplastic tinggi.

  3. Dampak jangka panjang belum sepenuhnya kita pahami.

    Lebih aman mengurangi sumbernya sekarang daripada menunggu bukti-bukti datang dalam bentuk masalah kesehatan.


Apa yang Bisa Dilakukan? (Praktis, Bisa Dimulai Hari Ini)

Beberapa langkah sederhana namun realistis:

  1. Kurangi plastik sekali pakai

    Bawa tas belanja sendiri, botol minum isi ulang, hindari sedotan & sendok plastik kalau tidak perlu.

  2. Kelola sampah dengan benar

    • Pisahkan sampah organik & anorganik.

    • Dukung bank sampah / daur ulang lokal.

    • Jangan bakar sampah plastik sembarangan (malah nambah polusi udara).

  3. Cuci pakaian dengan lebih bijak

    • Kurangi putaran berlebihan.

    • Pakai mesin penuh (bukan sedikit-sedikit) untuk mengurangi pelepasan serat.

    • Kalau memungkinkan, gunakan filter microfibre di mesin cuci.

  4. Dorong kebijakan & edukasi

    • Sekolah, kampus, komunitas bisa mengangkat isu hujan microplastic sebagai bahan edukasi.

    • Bisnis bisa menggunakan kemasan lebih ramah lingkungan sebagai nilai jual.

Semakin banyak orang paham, semakin kuat tekanan publik untuk perubahan sistem.


Daftar Pustaka (Sumber Tepercaya)

  1. USGS – It Is Raining Plastic (2019). https://pubs.usgs.gov/publication/ofr20191048 

  2. Janice Brahney et al. – More than 1000 Tons of Plastic Rains into Western U.S. Protected Lands Annually (2020). https://www.usu.edu/today/story/more-than-1000-tons-of-plastic-rains-into-western-us-protected-lands-annually 

  3. Allen et al. – Atmospheric transport and deposition of microplastics in a remote mountain catchment (Nature Geoscience, 2019). 

  4. UNEP – Everything you should know about microplastics (2025). https://www.unep.org/ 

  5. Chen et al. – Long-range atmospheric transport of microplastics across the Southern Ocean (Nature Communications, 2023). 

  6. EEA – Impacts of microplastics on health (2025). 

  7. Lalrinfela et al. – Microplastics: Their effects on the environment, human and animal health (2024). 

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.