Vlogging Idealism – Ideologi Membuat Vlog

Waktu membaca: 3 menit

Loading

Pada tanggal 22 Juni 2021 saya memposting sebuah foto di Instagram dengan tulisan didalamya “VLOGGING IDEALISM”. Sebenarnya hanya niat berbagi/sharing dengan para follower saya mengenai vlogging idealism ini, tetapi banyak DM (Direct Message) yang masuk ke saya mengatakan bahwa istilah vlogging idealism ini belum ada yang mencetuskan dan meminta saya menjadi pencetusnya dengan menuliskan secara lengkap di blog pribadi saya ini.

Baiklah kalau begitu, saya akan coba jabarkan lebih luas di blog ini. Ohya sebagai pengantar anda bisa baca penjabaran singkat saya di posting Instagram saya (@aryadega) karena di blog ini saya akan mencoba menjabarkan lebih dalam.

Kata Ideologi pertama kali diperkenalkan oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy pada tahun 1796. Kata ini berasal dari bahasa Prancis idéologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, idéo yang mengacu kepada gagasan dan logie yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam pengertian etimologinya, sebagai “ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan”.

Ideologi identik dengan politik, anda bisa mencoba search di Google dengan kata kunci “ideologi” atau “arti ideologi” maka banyak keluar hasil pencarian yang berkaitan dengan politik. Padahal sebenarnya arti dan penggunaan ideologi itu sangat luas.

Sehingga saya definisikan secara pribadi dalam bidang kesenian, bahwa ideologi adalah gagasan yang masuk akal untuk diciptakan kebenarannya. Kita bicara kesenian karena hubungannya dengan menciptakan atau berkarya membuat sebuah vlog. Jadi, jauhkan istilah politik dari pembahasan di dalam artikel ini.

Kita masuk ke istilah BLOG, bagaimana artinya dan seperti apa penerapannya. Arti BLOG itu sendiri menurut kamus Oxford yang saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah website atau halaman web yang isinya selalu mengalami pembaruan secara berkala. Biasanya dilakukan oleh perorangan ataupun grup kecil, dan dilakukan atau disampaikan dengan menggunakan bahasa tidak resmi bergaya percakapan sehari-hari.

blog – a regularly updated website or web page, typically one run by an individual or small group, that is written in an informal or conversational style. – by Oxford.

Sebuah blog (seperti website blog saya ini) jika disampaikan menggunakan media audio-visual maka akan menjadi sebuah video blog, atau yang populer disingkat menjadi VLOG.

BACA JUGA:  5 Cara Meningkatkan Efisiensi Energi di Rumah dengan Teknologi Modern

Sampai disini, membuat vlog merupakan pekerjaan yang tidak sulit. Tetapi saat kita menyadari sebuah ideologi vlog, maka vlog bukan lagi hal yang sederhana atau asal-asalan.

Jika anda menulis dalam sebuah blog, maka anda akan terikat dengan etika penulisan, cara penulisan, tata bahasa, dan kesusastraan. Sedangkan dalam sebuah vlog, anda akan terikat dalam kaidah audio-visual.

Dalam ideologi vlog (ini tulisan saya sendiri karena tidak ada di internet), seorang creator wajib mengerti maksud dan tujuannya sebelum menyajikan sebuah vlog untuk dilihat oleh penonton. Sehingga dalam pembuatannya akan melibatkan ilmu dasar pembuatan film. Seperti sinematografi, dramaturgi, dan ideologi itu sendiri.

Intinya, sampaikan ide-ide masuk akal anda dalam bentuk video yang menggunakan bahasa sehari-hari secara baik, bagus, dan benar.

Bagaimana caranya? Hanya dengan latihan imajinasi dan disiplin yang tinggi disertai kerja keras dan tidak pernah berhenti belajar. Cobalah membuat sebuah vlog pendek yang merepresentasikan kehidupan sehari-hari anda ke dalam video berdurasi 10 menit. Dengan tantangan sederhana itu secara tidak langsung anda akan berlatih teknik:

  1. Story telling.
  2. Penggunaan kamera.
  3. Pemanfaatan sumber cahaya.
  4. Menangkap audio yang bersih dan jelas.
  5. Editing.

Secara esensi anda akan berlatih:

  1. Menentukan adegan yang perlu dan tidak perlu.
  2. Membuang hal-hal yang tidak relevan.
  3. Mengurangi delay atau “kebisuan” saat berbicara di depan kamera.
  4. Membuat alur cerita yang menarik.
  5. Menggunakan ilustrasi musik yang sesuai adegan.

Dalam membuat vlog, anda tidak perlu menggunakan kamera 4K dan keterampilan seorang “colorist”. Vlog dibuat untuk sebuah artikel/pendapat/bercerita yang disajikan dalam bentuk audio-visual. Sehingga sebagai seorang vlogger anda tidak perlu memaksakan diri menjadi seorang filmmaker. Karena sejatinya seorang filmmaker melalui proses yang panjang dan rumit. Dalam film ada tim kreatif dan tim produksi. Sudah jauh dari pakem BLOG itu sendiri.

BACA JUGA:  Drone untuk Pengiriman Obat-obatan: Solusi Cepat dan Efisien untuk Layanan Kesehatan di Daerah Terpencil

So, apa pesan yang ingin anda sampaikan dari video yang anda upload di media sosial? Atau tidak ada pesan dibaliknya dan hanya sekedar menunjukkan teknik pengambilan gambar yang wow? Atau sekedar menampilkan peralatan kamera (camera set-up)?

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.