Hari ini, Senin tanggal 3 Februari 2025 pembukaan pasar mata uang di Indonesia menunjukan harga 1 Dollar AS dibuka di harga Rp. 16.369,-. Hal ini mengindikasikan bahwa informasi terakhir yang viral bahwa harga 1 Dollar AS di kisaran 8000 rupiah adalah karena terjadi sesuatu kesalahan pencatatan harga mata uang di Google Finance. Penulis melakukan pengecekan pada mesin pencari Google dengan mengetikkan “USD IDR” tetapi masih belum keluar hasil seperti biasanya, yaitu form untuk mengkonversi cepat USD ke IDR. Sepertinya masih ada perbaikan sistem.
Menurut Pihak Google
Pihak Google sendiri, dilansir dari berbagai media masa terkemuka, buka suara bahwa kesalahan ini adalah akibat kesalahan pihak ke 3. Dalam hal ini penulis menjadi bingung, seberapa kredibilitas pihak ke 3 yang disebutkan oleh Google yang telah melakukan kesalahan fatal dan membuat kegaduhan ini? Apa dan siapa pihak ke 3 ini? Semua masih misteri dan tidak ada informasi sedikitpun di dunia maya mengenai pihak ke 3 yang disalahkan oleh Google dalam mencatan kurs mata uang Rupiah.
Analisa Kejadian Jika 1 USD = 8000 Rupiah
Jika kita berandai-andai, seandainya Rupiah benar-benar dibuka pada hari ini di harga kisaran 8000 rupiah, maka kemungkinan yang akan terjadi:
- Pembelian dan penjualan mata uang Dollar AS akan terjadi besar-besaran. Orang Indonesia yang menyimpan uang Dollar akan panik dan segera menukar Dollarnya ke Rupiah supaya tidak mengalami kerugian yang lebih parah jika terjadi penurunan pada hari berikutnya. Sedangkan para spekulator akan membeli Dollar AS besar-besaran dengan harapan nilainya akan naik kembali ke 16 ribuan dalam waktu dekat. Hal ini akan membuat lalu-lintas data perbankan menjadi overload. Akibat dari overload traffic maka akan terjadi delay dalam transaksi lainnya seperti transfer Rupiah, pembayaran Rupiah, pembayaran QRIS, dan sebagainya. Tentu menimbulkan banyak kepanikan.
- Angka impor barang akan meningkat tajam seiring harga Dollar AS yang turun 50% terhadap Rupiah. Banyak orang akan berbelanja dari toko online luar Negeri seperti Amazon ataupun Ebay karena harga barang dari luar negeri menjadi lebih murah dari barang di dalam negeri.
- Toko online dan off line dalam negeri akan menjadi sepi pembeli untuk sementara hingga ada ketentuan dan tarif baru mengenai bea masuk barang impor. Semua importir dan pedagang besar akan dorman dan pasif transaksi hingga ada kebijakan dan pengumuman dari pemerintah. Hal ini juga akan berdampak pada angka tenaga kerja yang kemungkinan menurun karena semakin banyak PHK.
- Para warga negara Indonesia yang berpenghasilan Dollar AS akan melakukan protes besar-besaran. Mereka seperti TKI, TKW, YouTuber, Content Creator, Pekerja asing swasta, akan mengalami penurunan penghasilan ketika gajinya dikonversikan ke Rupiah.