Perkembangan teknologi tidak pernah berhenti. Mulai dari teknologi yang kasat mata ada fisiknya, hingga yang tidak nampak fisiknya seperti cryptocoin. Gadget tentunya yang paling pesat mengalami perkembangan teknologi. Penyebab utamanya adalah persaingan pasar. Kalau berdasarkan dengan kebutuhan sehari-hari, saya rasa tidak akan memicu perkembangan teknologi yang demikian pesat seperti sekarang ini.
Kebutuhan pasar saat ini bukan dipicu oleh kebutuhan harian manusia, tetapi benar-benar dipicu oleh persaingan antar produsen itu sendiri. Drone, dalam hal ini adalah drone untuk kebutuhan hobi foto dan video, juga tidak akan berkembang pesat teknologinya jika produsen drone tidak bersaing. Karena sejauh ini saya selalu aktif mengamati perkembagan “kebutuhan manusia”. Ternyata kebutuhan akan drone yang canggih bukan yang utama dalam keseharian manusia.
Tapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi ini juga menjadi inspirasi bagi saya untuk berbagi kepada para pembaca.
Kembali ke pokok bahasan, drone tri band!
Apa itu tri band. Jika anda adalah pemain radio frekuensi, maka anda tidak asing lagi dengan istilah single band, dual band, tri band, all band. Tapi jika belum paham apa itu band, maka mudahnya adalah pita frekuensi. Jika sebuah radio memiliki single band, artinya radio tersebut hanya bisa digunakan untuk mendengarkan siaran radio FM saja atau AM saja pada pesawat radio yang berbeda. Jika radio dual band maka bisa mendengarkan siaran radio FM dan AM bergantian dalam satu pesawat radio yang sama. Simpel kan?
Satu band atau satu pita frekuensi itu memiliki kumpulan angka-angka besaran frekuansi. Misal sebuah radio single band FM memiliki kemampuan menangkap frekuensi dari 88 MHz hingga 108 MHz. Kalau single band AM berarti memiliki kemampuan menangkap frekuansi dari 535 KHz hingga 1,605 KHz (atau 1,605 MHz).
Begitulah penjabaran rumitnya yang mungkin membuat para pembaca hampir menutup artikel ini. Tapi sabar dulu. Kita sudah hampir sampai pada pembahasan drone tri band.
Tri band berarti sebuah radio yang memiliki 3 pita frekuensi. Ternyata pita frekuensi itu tidak melulu hanya AM dan FM, tapi ada banyak banget tipenya. Pada drone digunakan frekuensi yang tinggi. Pernah anda dengarkah kalau TV kita dulu masih VHF (Very High Frequency), kemudian stasiun TV pada berbondong-bondong pindah ke UHF (Ultra High Frequency) dengan alasan kulitas gambar lebih cemerlang? Nah, drone menggunakan pita frekuensi di atas UHF, yaitu SHF (Super High Frequency). Sehingga sudah ngga pakai satuan Mega Herz (MHz) lagi tetapi menggunakan satuan Giga Herz (GHz).
Drone pertama kali muncul masih menggunakan single band SHF, yaitu bekerja pada frekuensi 2,4 GHz. Kemudian teknologi berkembang sehingga drone memiliki fasilitas dual band. Mereka akhirnya bisa bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz. Teknologi dual band ini masih bertahan hingga akhirnya muncul drone merek Autel sebagai pelopor drone tri band. Drone tri band ini menggunakan frekuensi 2,4 GHz, 5,2 GHz, dan 5,8 GHz. Trus apa untungnya dibandingkan dual band?
Sejak jaman dulu pertama kali munculnya drone dual band, hingga akhir 2021 lalu, teknologi dual band ini di “utak-atik” sedemikian rupa sehingga memiliki kemampuan untuk berpindah-pindah frekuensi secara otomatis secara cepat kilat. Hal ini dibutuhkan sebuah drone agar tidak mudah terkena gangguan (bahasa kerennya interferensi) dari frekuensi peralatan radio lainnya yang juga sama-sama beroperasi di frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz. Drone merek DJI mulai menerapkan perpindahan cepat frekuensi ini pada tipe drone DJI Phantom 4 series dan di beri nama teknologi Lightbridge. Kemudian mereka upgrade lagi kecepatan pindah-pindah frekuensinya dan diberi nama Ocusync. Kemudian muncul versi perpindahan frekuensi yang lebih cepat lagi diberi nama Ocusync ver 1, ver 2, dan seterusnya. Tapi semua itu MASIH DUAL BAND.
Ingat cerita saya di awal, perkembangan teknologi tidak pernah berhenti. Sehingga masyarakat umum pengguna frekuensi pada 2,4 dan 5,8 GHz ini juga semakin banyak. Ada yang untuk eksperimen komunikasi suara dan gambar, ada yang menggunakannya untuk internet (WiFi). Ada yang menggunakannya untuk komunikasi nir kabel antar gedung untuk kirim-kirim data, dan sebagainya.
“Bahkan WiFi internet router rumahan pun saat ini sudah banyak yang dual band menggunakan frekuensi 2,4 dan 5,8 GHz.”
Ada tingkat kekuatan pancaran frekuensi yang dinamakan power, dalam satuan watt. Radio yang powernya sudah mengecil karena jarak sudah jauh, akan kalah dengan radio yang powernya masih besar. Tetapi tidak akan saya bahas di sini.
Sekarang anda bisa bayangkan betapa penuhnya udara di sekitar kita diisi oleh berbagai macam pancaran frekuensi.
Jadi, wajarlah jika produsen drone juga berpikir keras bagaimana cara mengatasi kepadatan lalu-lintas frekuensi di udara ini sehingga tidak mengganggu transmisi sinyal drone ke remot kontrolnya. Autel meyakini bahwa pita frekuensi 5,2 GHz masih sedikit penggunanya. Sehingga dia meluncurkan dronenya di tahun 2022 ini dengan dukungan penuh tri band. Ya, begitulah kira-kira kenapa mulai tahun 2022 ini saya sarankan anda memilih drone tri band. Dari cerita di atas, anda sudah bisa menyimpulkannya sendiri alasannya.
Jangan lupa support saya hanya dengan follow instagram @aryadega dan subscribe YouTube http://youtube.com/c/aryadega