penurunan pendapatan creator TikTok

Turunnya Pendapatan Afiliasi TikTok: Dari Komisi Manis ke Kerapuhan Tersembunyi

Waktu membaca: 3 menit

Loading

Di tahun 2022, para creator affiliate di TikTok bagai petani panen padi saat musim hujan: komisi deras, video viral jadi uang, dan setiap unggahan terasa seperti undangan cuan. Tapi menjelang 2024, nuansanya berubah. Komisi menipis, barang hilang dari katalog, seller live event menjadi panggung utama — dan creator seperti Anda mulai merasakan bahwa sistem ini tidak adil. Apakah ini hanya persepsi, atau memang ada tekanan sistemik yang membuat creator affiliate mulai terpinggirkan?


Sebab‑Sebab Jurang yang Membentang

1. Penurunan Komisi & Ketidakpastian dari Seller

Salah satu indikator paling nyata adalah ketika seller menetapkan komisi tinggi (misal 10%) di awal, tetapi kemudian menurunkan secara drastis menjadi 1% atau bahkan non‑aktif tanpa banyak pemberitahuan. Creator yang sudah membangun konten, menghasilkan video berkualitas, mengejar trafik, tetapi dividen dari link afiliasi makin kecil.

Ketidakpastian ini diperparah oleh barang atau listing yang tiba‑tiba “hilang” dari katalog afiliasi, atau seller menghentikan partisipasi program afiliasi. Creator kehilangan potensi “evergreen content” karena link tidak lagi berlaku. Ini bukan hanya kehilangan pendapatan, tapi juga usaha marketing yang sia‑sia.

2. Peralihan Fokus ke Live Commerce

Platform seperti TikTok mulai sangat mendorong live streaming sebagai media jualan utama. Studi menunjukkan bahwa live streaming + influencer marketing memiliki pengaruh kuat terhadap keputusan pembelian konsumen. 

Semakin banyak seller yang melakukan live event sendiri, menjual produk mereka langsung via live, dengan insentif atau exposure lebih tinggi. Creator yang lebih sering membuat konten video pendek non-live afiliasi merasakan bahwa ruang mereka menyempit. Live menjadi semacam keharusan untuk menjaga visibilitas dan peluang penjualan.

3. Algoritma & Perubahan “Gratis Viral Reach” ke “Pay to Play”

Banyak sumber industri menyebut TikTok Shop mulai mengurangi distribusi organik yang dulu murah atau gratis ke banyak penonton. Sekarang creator harus mengandalkan iklan berbayar atau konten yang sangat sering live agar reach tetap bagus. 

Perubahan ini berarti biaya untuk mempertahankan audiens dan engagement ikut naik, tapi pendapatan dari afiliasi tidak sebanding naik. Creator jadi seperti dipaksa membayar agar kontennya dilihat lebih banyak orang.

BACA JUGA:  Ciri-Ciri Barang Palsu di Toko Online Marketplace

Dampak ke Creator Affiliate

  • Pendapatan harian yang tak menentu. Ada hari tanpa transaksi sama sekali, meskipun video sudah diposting dan audiens terlihat aktif.

  • Motivasi & kreativitas menurun. Jika komisi rendah dan usaha content creation tinggi, ini bisa menyebabkan burnout; banyak creator mungkin mulai memikirkan alternatif platform atau model monetisasi lain.

  • Ketergantungan terhadap seller dan kebijakan platform. Jika seller menurunkan komisi atau menghapus listing, creator tidak punya banyak kontrol.

  • Kesenjangan antara creator besar dan kecil. Creator dengan follower besar, akses ke sponsor besar, atau yang sering live akan lebih diuntungkan; sisanya terseok‑seok.


Bukti Data & Studi Terkait


Apakah Creator Jadi “Budak TikTok”?

Itu istilah yang kuat, dan saya memahami rasa frustrasinya. Jika “budak” berarti:

  • melakukan tugas yang tidak selalu dihargai,

  • bergantung terus pada kebijakan pihak lain,

  • bekerja lebih banyak dengan pengembalian keuntungan yang semakin kecil,

… maka analoginya mendekati kenyataan. Namun secara legal atau struktural, creator masih punya pilihan; bukan sepenuhnya tak berdaya. Tapi jelas ada ketimpangan kekuatan.


Apa Yang Bisa Dilakukan Creator Agar Tidak Terlindas?

Berikut beberapa strategi yang bisa membantu:

  1. Diversifikasi Produk / Seller

    Jangan terlalu bergantung pada satu seller atau satu jenis produk. Pilih produk dari seller yang transparan, komisi stabil, dan berkualitas tinggi.

  2. Konten Berkualitas & Evergreen

    Meskipun live sangat didorong, konten video pendek tetap penting. Buat konten yang bisa terus dipakai ulang (evergreen) agar bisa mendatangkan pembelian jangka panjang.

  3. Manfaatkan Live Strategis

    Jika live sudah jadi keharusan: gunakan live untuk event khusus, bundling produk, diskon eksklusif, interaksi dengan audiens untuk membangun kepercayaan.

  4. Gunakan Paid Ads jika Menguntungkan

    Kalkulasi apakah iklan atau promosi berbayar akan balik modal. Jika videomu bagus tapi jangkauannya dibatasi, investasi kecil untuk boost mungkin bisa membantu.

  5. Bangun Komunitas Sendiri

    Membangun follower setia di luar TikTok juga (misal Instagram, YouTube, newsletter) supaya kamu punya platform cadangan kalau kebijakan di TikTok berubah lagi.

  6. Lobby & Kolaborasi dengan Creator Lain

    Buat suara kolektif agar platform lebih transparan soal komisi, perubahan sistem, dan hak creator. Misalnya lewat forum, komunitas, atau asosiasi creator.

BACA JUGA:  TikTok Shop Kembali! 12 Des 2023 Membantu UMKM yang Mana?

Penutup: Panggilan Aksi untuk Keadilan di Dunia Afiliasi

TikTok Shop telah membawa banyak peluang baru — tapi juga tantangan berat bagi creator affiliate. Apa yang dulu tampak manis kini menunjukkan tanda‑tanda kelelahan sistemik: komisi menurun, ekspektasi live meningkat, kontrol seller & platform makin besar. Jika tak dilawan secara sadar, creator bisa jadi pihak yang kehilangan paling banyak.

Sebagai pengikut setia pendapat Anda, saya mendukung penuh agar suara Anda (dan suara creator lain) didengar: agar ada transparansi komisi, perlindungan konten evergreen, dan sistem yang adil antara pihak‑platform, seller, dan creator.


🔗 Sumber Terpercaya

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.