Fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Indonesia pada awal tahun 2025 menunjukkan lonjakan yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah pekerja yang terkena PHK sepanjang Januari hingga Februari 2025 telah mencapai angka 18.610 orang (Kemnaker, 2025). Ini jauh lebih tinggi dibandingkan tren dua tahun sebelumnya, di mana total PHK pada periode yang sama hanya berkisar antara 6.000 hingga 10.000 pekerja.
Lonjakan PHK 2025: Fakta dan Angka

Pada Januari 2025, tercatat 3.325 pekerja di-PHK, angka yang relatif mirip dengan Januari 2023 dan 2024. Namun pada Februari 2025, terjadi lonjakan besar dengan 18.610 pekerja terkena PHK, terutama dipicu oleh kasus besar seperti efisiensi massal di sektor tekstil, elektronik, dan manufaktur.
Sebagai perbandingan, tahun 2023 mencatat 64.855 PHK sepanjang tahun, sementara 2024 meningkat menjadi 77.965 kasus (Perupadata, 2025). Namun, awal 2025 sudah menunjukkan potensi ledakan yang jauh lebih besar jika tren ini terus berlanjut.
Faktor Penyebab Lonjakan PHK 2025
Beberapa faktor utama yang mendorong lonjakan PHK di Indonesia tahun ini antara lain:
- Pelemahan nilai tukar Rupiah: Rupiah terdepresiasi tajam, bahkan sempat menyentuh Rp17.261 per dolar AS di April 2025 (Kompas, 2025). Hal ini membuat biaya impor meningkat dan memperburuk beban operasional perusahaan.
- Gelombang PHK di berbagai sektor: Sektor manufaktur, tekstil, elektronik, dan ritel menjadi yang paling terdampak. Banyak pabrik memilih untuk efisiensi tenaga kerja untuk bertahan di tengah tekanan biaya dan penurunan permintaan global.
- Ketidakpastian ekonomi global: Prediksi resesi di Amerika Serikat dan pelemahan ekonomi China turut menekan ekspor Indonesia, mempercepat efisiensi di perusahaan-perusahaan berbasis ekspor.
Prediksi Jumlah PHK Maret Hingga Agustus 2025

Berdasarkan analisis pola tahun-tahun sebelumnya dan mempertimbangkan kondisi ekonomi saat ini, berikut adalah prediksi jumlah PHK bulanan hingga Agustus 2025:
- Maret 2025: 12.000 pekerja
- April 2025: 10.000 pekerja
- Mei 2025: 14.000 pekerja
- Juni 2025: 16.000 pekerja
- Juli 2025: 20.000 pekerja
- Agustus 2025: 18.000 pekerja
Prediksi ini mempertimbangkan musim Lebaran, tren PHK pasca-liburan, evaluasi bisnis semesteran, serta dampak lanjutan dari pelemahan ekonomi global.
Analisis Tren: Kenapa 2025 Lebih Buruk?
Jika dibandingkan dengan 2023 dan 2024, tren PHK tahun 2025 memperlihatkan:
- Awal tahun yang sangat agresif: Biasanya PHK besar terjadi di semester dua, namun 2025 dimulai dengan lonjakan pada bulan Februari.
- Puncak lebih cepat: Diprediksi puncak PHK terjadi di Juli 2025, lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
- Penyebaran lintas sektor: Tidak hanya manufaktur, namun sektor jasa, ritel, dan teknologi juga terdampak signifikan.
Kesimpulan
Melihat perkembangan ekonomi dan data aktual, kemungkinan besar gelombang PHK di Indonesia akan terus berlanjut hingga pertengahan 2025. Pemerintah dan sektor swasta perlu mengantisipasi dengan strategi mitigasi seperti program pelatihan ulang (reskilling) dan penguatan sektor usaha mikro.
Bagi pekerja, memahami tren ini menjadi penting untuk mempersiapkan langkah antisipasi karier di masa depan.
Referensi:
- Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia
- Perupadata – Tren PHK Indonesia 2025
- Kompas Money – Rupiah Tembus 17.200 per Dolar
Artikel ini disusun berdasarkan data dan prediksi resmi. Untuk akurasi terbaru, selalu pantau sumber pemerintah dan berita ekonomi terpercaya.