PERBEDAAN UAV DAN DRONE; KIAT BAGI YANG INGIN MEMBELI PERTAMA KALI

Waktu membaca: 3 menit

Loading

                Kalau diperhatikan sejak tahun 2016 ada tren baru dalam dunia gadget di Indonesia. Yang semula pasar diramaikan oleh kamera dan smartphone, kini muncul sebuah gadget “kamera terbang” yang umum disebut oleh masyarakat sebagai drone.

                Secara definisi, drone itu mengandung arti yang luas. Memang dalam kamus bahasa Inggris salah satu definisinya adalah “lebah jantan”. Tetapi ada definisi lain yang menyebutkan drone adalah sebuah bunyi dengung yang terdengar oleh telinga manusia. Sehingga arti sebuah drone dalam kamera terbang adalah Unmanned Aerial Aircraft, yang artinya pesawat tanpa awak. Aircraft adalah sesuatu yang didesain untuk terbang di ruang udara. Sedangkan istilah drone sendiri dapat dilekatkan pada gadget yang memiliki kemampuan:

  1. Berkamera dan tidak berawak.
  2. Dapat dikendalikan jarak jauh atau,
  3. Dapat dikendalikan secara otomatis tanpa kendali langsung (Autonomous).

Bahkan drone juga masih dekat kekerabatannya dengan robotik. Karena drone dapat diprogram menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent). Contohnya swarm drone, yaitu kumpulan drone lebih dari satu yang diprogram untuk misi tertentu dan dapat saling kerjasama dalam mengatasi rintangan sepanjang perjalanannya.

                Setelah tau perbedaan antara UAV dan drone, maka kita bisa mulai menentukan drone tipe apa dan untuk kebutuhan apa yang sesuai. Ada beberapa macam drone yang beradar bebas di pasaran dan dapat digolongkan menjadi: drone mainan (toys drone), drone fotografi/videografi, drone pemetaan, dan drone racing. Tentunya sebelum menentukan ingin membeli drone, maka tentukan kebutuhan anda terlebih dahulu. Untuk hobi atau untuk profesi. Jika untuk hobi, anda dapat mulai dari drone mainan dan dilanjutkan dengan drone racing. Untuk profesi anda bisa memilih untuk kebutuhan fotografi/videografi atau pemetaan wilaya. Baik drone hobi dan profesi memiliki spesifikasi dan kemampuan yang sangat bervariasi.  Berikut kiat untuk memilih drone hobi:

  1. Cobalah keterampilan anda dalam mengendalikan drone menggunakan drone mainan. Pilihannya cukup mulai dari harga 500 ribuan hingga 1 jutaan. Jangan lebih karena perjalanan hobi drone anda belum selesai sampai disini. Drone mainan memiliki keterbatasan modifikasi.
  2. Setelah anda lancar menerbangkan drone mainan (tentunya drone ini tahan banting), berikutnya anda bisa mulai mempelajari drone racing. Mulai dari merek pengendali jarak jauhnya (remote controller) hingga ke detil drone racing itu sendiri (Pilihan flight controller, motor, baterai, ukuran frame, baling-baling, dan sebagainya). Tentunya harus dipertimbangkan juga dengan harga yang bisa anda dapatkan sesuai dengan merek pilihan. Sebuah drone racing lengkap yang siap balapan akan terdiri dari 1 remote controller, 1 unit drone, dan 1 unit kacamata fpv (fpv goggles).
  3. Drone racing ada 2 tipe, micro dan bukan micro. Hal tersebut akan membedakan harga dan uang yang harus anda persiapkan. Misal sebuah drone racing micro lengkap siap balapan akan menghabiskan dana minimal 3 sampai 4 juta rupiah. Sedangkan tipe non-micro tentunya akan jauh lebih mahal dan memiliki kecepatan yang lebih tinggi.
BACA JUGA:  Apa Itu Generasi Xennial? Mengenal Mikro-Generasi yang Terlupakan

Jika anda lebih tertarik dengan dunia fotografi/videografi ataupun pemetaan (mapping), maka anda harus mulai dengan dana yang cukup besar di awal pembelajaran. Ingat, jangan mudah terpancing oleh penjual-penjual yang menawarkan drone berkamera dengan harga terlalu murah. Khususnya untuk drone untuk profesi foto/video, minimal memiliki spesifikasi sebagai berikut:

  1. Seting Kamera dapat diatur secara manual (ISO, Exposure, Shutter speed, fokus, white balance, dan sebagainya seperti halnya kamera DSLR atau mirrorless).
  2. Memiliki kemampuan menerima sinyal GPS.
  3. Memiliki sensor bawah untuk kestabilan saat terbang di dalam ruangan.
  4. Memiliki tipe motor brushless (kuat menahan angin).
  5. Memiliki aplikasi untuk Android dan iOS untuk live view (video streaming).
  6. Memiliki kemampuan kembali otomatis ke tempat awal terbang dengan akurat, saat sinyal antara pengendali dan drone terputus.
  7. Memiliki pilihan pengaturan frekuensi 2.4 GHz dan 5.8 GHz agar tidak mudah terkena gangguan sinyal saat terbang di daerah yang banyak pemancar internet.

Sehingga, dengan kemampuan minimal drone seperti yang disebutkan di atas, anda harus menyiapkan dana minimal 5 jutaan untuk spesifikasi yang paling rendah. Untuk drone profesi tentunya sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas anti hilang jika sambungan antara kendali dan drone terputus, sehingga tidak ada drone untuk belajar dalam drone profesi ini. Semakin tinggi spesifikasi, semakin mahal harganya, semakin anda mudah menerbangkannya. Begitu juga sebaliknya semakin murah, semakin rendah spesifikasi, semakin sulit menerbangkannya.

Khusus untu drone pemetaan, anda bisa menggunakan drone foto/video dengan syarat memiliki spesifikasi kamera dengan ukuran sensor minimal 1 inch. Tetapi idealnya sebuah drone pemetaan bukan berupa quadcopter (pesawat berbaling-baling empat). Tetapi berupa pesawat bersayap dengan 1 baling-baling di belakang. Hal ini karena drone mapping tentunya digunakan untuk melintasi area yang sangat luas dan dibutuhkan kecepatan pengumpulan data foto yang lebih cepat dibandingkan dengan drone profesi fotografi/videografi.

BACA JUGA:  Negeri Konoha dalam Naruto vs Indonesia: Asal-Usul Kata, Korelasi Kontroversial, dan Fakta yang Perlu Diketahui