Saat mengisi bensin di SPBU, Anda mungkin melihat angka seperti RON 90 atau RON 92. Angka ini bukan sekadar label, melainkan indikator penting yang menentukan kualitas bensin. Artikel ini akan menjelaskan apa itu RON, bagaimana cara menghitungnya, serta perbedaannya dengan istilah seperti MON dan AKI. Simak dengan bahasa sederhana!
1. Apa Itu RON?
RON (Research Octane Number) adalah angka yang menunjukkan ketahanan bensin terhadap knocking (suara “ngelitik” di mesin) saat diuji di laboratorium dengan kondisi ideal (suhu dan RPM rendah).
- Knocking: Terjadi ketika bensin terbakar terlalu cepat sebelum busi memercik, berpotensi merusak mesin.
- Semakin tinggi RON, semakin baik bensin menahan knocking.
Contoh:
- Bensin dengan RON 90 lebih rentan knocking dibanding RON 95.
2. Asal Usul dan Cara Menghitung RON
RON pertama kali dikembangkan pada 1920-an untuk mengukur kualitas bensin seiring kemajuan teknologi mesin.
Cara Menghitung RON
RON diukur dengan membandingkan bensin ke campuran dua zat:
- Iso-oktan: Tahan knocking (nilai RON 100).
- Heptana: Mudah knocking (nilai RON 0).
Contoh:
Jika bensin X memiliki ketahanan knocking setara campuran 90% iso-oktan + 10% heptana, maka RON-nya adalah 90.
3. MON: Tes Ketahanan Bensin di Kondisi Ekstrem
MON (Motor Octane Number) adalah angka yang mengukur ketahanan knocking dalam kondisi lebih berat (suhu tinggi, RPM tinggi).
- Perbedaan RON vs MON:
- RON diukur di lab dengan kondisi “ringan”.
- MON diukur dengan tekanan dan suhu lebih ekstrem.
- Nilai MON biasanya 8–10 poin lebih rendah dari RON.
Contoh:
Bensin dengan RON 92 mungkin memiliki MON 84.
4. AKI: Rata-Rata RON dan MON
Anti-Knock Index atau AKI adalah angka yang digunakan di Amerika Serikat dan Kanada. AKI dihitung sebagai rata-rata RON dan MON.
Rumus AKI:
AKI = (RON + MON) ÷ 2
Contoh Perhitungan:
- RON = 95
- MON = 87
- AKI = (95 + 87) ÷ 2 = 91
Artinya, bensin ini akan diberi label Octane 91 di SPBU AS.
5. Mengapa Indonesia Menggunakan RON, Bukan AKI?
Indonesia dan sebagian besar negara Asia/Eropa menggunakan RON karena:
- Kebiasaan Regional: Standar RON sudah digunakan sejak lama dan diadopsi secara global (kecuali Amerika).
- Kesederhanaan: RON lebih mudah dipahami masyarakat karena hanya merujuk pada satu metode pengujian.
- Regulasi: Badan standardisasi di Indonesia (misal: SNI) memilih RON sebagai acuan resmi.
Contoh Label di SPBU Global:
- Indonesia: RON 90
- AS: AKI 87 (setara RON 91)
6. Tabel Perbandingan RON, MON, dan AKI
Parameter | Definisi | Contoh Nilai |
---|---|---|
RON | Ketahanan knocking di kondisi ringan | 90, 92, 95 |
MON | Ketahanan knocking di kondisi ekstrem | 82, 84, 87 |
AKI | Rata-rata RON dan MON | 87, 91, 93 |
7. Kenapa Ada Banyak Jenis Angka Oktan?
Perbedaan RON, MON, dan AKI muncul karena:
- Metode Pengujian Berbeda:
- RON fokus pada kondisi ideal.
- MON fokus pada kondisi realistis (mirip mesin kendaraan nyata).
- Kebutuhan Pasar:
- Negara dengan lalu lintas padat (seperti Indonesia) lebih memprioritaskan RON.
- Negara dengan iklim ekstrem (seperti AS) mempertimbangkan MON.
8. Contoh Kasus: Menghitung RON, MON, dan AKI
Misalkan suatu bensin diuji di lab dengan hasil:
- RON = 88
- MON = 80
Maka:
- AKI = (88 + 80) ÷ 2 = 84
Di Indonesia, bensin ini akan dijual sebagai RON 88, sedangkan di AS sebagai Octane 84.
FAQ (Pertanyaan Umum)
Q1: Apa hubungan RON dengan kualitas bensin?
A: RON hanya mengukur ketahanan terhadap knocking, bukan kebersihan atau energi bensin.
Q2: Mengapa MON lebih rendah dari RON?
A: Karena MON diuji di kondisi lebih berat, sehingga bensin lebih mudah knocking.
Q3: Apakah angka RON 95 di Indonesia sama dengan 95 di Eropa?
A: Ya, karena metode pengujian RON global standar.
Kesimpulan
Angka RON, MON, dan AKI adalah cara berbeda untuk mengukur ketahanan bensin terhadap knocking. Indonesia menggunakan RON karena kesederhanaan dan kesesuaian dengan standar regional. Dengan memahami perbedaan ini, Anda bisa lebih paham mengapa setiap negara punya label oktan berbeda di SPBU!
Sumber Referensi
Wawancara CBC mengenai salah kaprah yang beredar di masyarakat tentang kebutuhan oktan yang berlebihan terhadap kendaraan. Oktan tinggi setelah uji lab ternyata tidak menjamin lebih bersih di mesin dan tidak lebih bersahabat untuk alam: https://youtu.be/FPPkPAbzwbU?si=3mCPmMCjQQPeVuvm
- U.S. Department of Energy (DOE)
- Topik: Penjelasan tentang octane rating (RON, MON, AKI).
- Tautan: Octane Rating Basics
- American Society for Testing and Materials (ASTM International)
- Topik: Metode pengujian RON (ASTM D2699) dan MON (ASTM D2700).
- Tautan:
- European Union Agency for the Cooperation of Energy Regulators (ACER)
- Topik: Standar bahan bakar di Eropa dan penggunaan RON.
- Tautan: ACER Market Monitoring Report on Fuels
- International Organization for Standardization (ISO)
- Topik: Standar ISO untuk pengujian oktan (ISO 5164 untuk RON dan ISO 5163 untuk MON).
- Tautan: ISO Standards for Petroleum Products
- United Nations Economic Commission for Europe (UNECE)
- Topik: Regulasi global tentang spesifikasi bahan bakar.
- Tautan: UNECE Vehicle Regulations
- National Standardization Agency of Indonesia (BSN)
- Topik: Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk bahan bakar RON.
- Tautan: BSN – SNI Bahan Bakar
Penjelasan Tambahan
- RON vs. AKI: Perbedaan regional dalam penggunaan RON (Eropa/Asia) dan AKI (AS/Kanada) dijelaskan dalam dokumen teknis SAE International (Society of Automotive Engineers).
- SAE Technical Paper: Global Fuel Standards
- Alasan Indonesia Menggunakan RON:
Kebijakan ini sejalan dengan rekomendasi ASEAN Council on Petroleum (ASCOPE) yang mengadopsi standar RON untuk harmonisasi regional.- ASCOPE: ASEAN Energy Cooperation
Catatan
- Netralitas: Referensi di atas berasal dari lembaga independen, bukan produsen atau distributor bahan bakar.
- Kredibilitas: ASTM, ISO, dan UNECE adalah organisasi internasional yang diakui dalam penetapan standar teknis.