ekonomi di indonesia 2024

Kategori Ekonomi di Indonesia 2024: Kapan Seseorang Disebut Kaya?

Waktu membaca: 3 menit

Loading

Di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat, kesenjangan antara si kaya dan si miskin masih menjadi tantangan besar. Lalu, kapan seseorang disebut “kaya” di Indonesia?Bagaimana mengategorikan kelas ekonomi berdasarkan penghasilan dan pengeluaran bulanan? Artikel 2025 ini berdasarkan data dari ekonomi di Indonesia 2024.

Artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut dengan merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Dunia terbaru 2024. Simak penjelasan lengkapnya untuk memahami posisi Anda dalam strata sosial-ekonomi Indonesia!


Mengapa Penting Memahami Kategori Ekonomi?

  1. Menentukan Prioritas Kebijakan: Pemerintah menggunakan klasifikasi ini untuk program bantuan sosial (PKH, BLT) dan subsidi.
  2. Perencanaan Keuangan Pribadi: Mengetahui posisi ekonomi membantu mengatur tabungan, investasi, dan proteksi risiko.
  3. Analisis Pasar: Pebisnis bisa menyesuaikan produk dengan target konsumen (premium, menengah, atau massal).

5 Kategori Ekonomi di Indonesia (2024)

Berdasarkan BPS dan Bank Dunia, kategori ekonomi di Indonesia dibagi berdasarkan penghasilan per kapita dan pengeluaran bulanan. Berikut detailnya:

1. Kelas Miskin (Poor Class)

  • Penghasilan per Kapita:
    • BPS: Di bawah Rp 535.547/bulan (Garis Kemiskinan Nasional Maret 2024).
    • Bank Dunia: Di bawah $2,15/hari (Rp 967.500/bulan, kurs Rp 15.000/USD).
  • Ciri:
    • Kesulitan memenuhi kebutuhan dasar (makan 2x sehari, akses air bersih).
    • Bergantung pada bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH).
  • Persentase Penduduk: 9,36% (25,9 juta orang).
  • Contoh Profesi: Buruh harian, pemulung, petani gurem.

2. Kelas Rentan (Vulnerable Class)

  • Penghasilan per Kapita: Rp 535.548 – Rp 1,2 juta/bulan.
  • Ciri:
    • Hidup “pas-pasan” tanpa tabungan.
    • Rentan jatuh miskin akibat inflasi, PHK, atau biaya kesehatan.
  • Persentase Penduduk: 20-25% (Bank Dunia, 2024).
  • Contoh Profesi: Pedagang kaki lima, sopir ojek online, pekerja serabutan.

3. Kelas Bawah (Lower Class)

  • Penghasilan Rumah Tangga:
    • Perkotaan: Rp 1,2 – Rp 3,5 juta/bulan.
    • Pedesaan: Rp 1,2 – Rp 2,8 juta/bulan.
  • Ciri:
    • Mampu memenuhi kebutuhan dasar + hiburan sederhana (nonton TV, beli paket data).
    • Tabungan minim dan belum memiliki asuransi.
  • Contoh Profesi: Karyawan swasta level entry, pengajar honorer, petani pemilik lahan kecil.
BACA JUGA:  Ciri-Ciri Barang Palsu di Toko Online Marketplace

4. Kelas Menengah (Middle Class)

  • Penghasilan Rumah Tangga:
    • Menengah Bawah: Rp 3,5 – Rp 7 juta/bulan (perkotaan) / Rp 2,8 – Rp 5 juta (pedesaan).
    • Menengah Atas: Rp 7 – Rp 15 juta/bulan (perkotaan) / Rp 5 – Rp 10 juta (pedesaan).
  • Ciri:
    • Memiliki rumah/kendaraan kredit.
    • Mampu membiayai pendidikan anak hingga perguruan tinggi.
    • Mulai berinvestasi (emas, reksadana).
  • Persentase Penduduk: 21% (58 juta orang).
  • Contoh Profesi: PNS golongan III/IV, manajer perusahaan, pengusaha UMKM sukses.

5. Kelas Atas (Upper Class)

  • Penghasilan Rumah Tangga:
    • Perkotaan: Di atas Rp 15 juta/bulan.
    • Pedesaan: Di atas Rp 10 juta/bulan.
  • Ciri:
    • Memiliki aset properti, saham, atau bisnis skala besar.
    • Pengeluaran untuk gaya hidup premium: sekolah internasional, liburan ke luar negeri.
  • Persentase Penduduk: 1-2% (2,7-5,4 juta orang).
  • Contoh Profesi: Pengusaha properti, direktur perusahaan multinasional, selebriti top.

Tabel Perbandingan Golongan Kelas Ekonomi 2024

Kategori Penghasilan per Kapita Persentase Penduduk
Miskin <Rp 535.547/bulan 9,36%
Rentan Rp 535.548 – Rp 1,2 juta 20-25%
Bawah Rp 1,2 – Rp 3,5 juta 30%
Menengah Rp 3,5 – Rp 15 juta 21%
Atas >Rp 15 juta 1-2%

Faktor Penentu Seseorang Disebut “Kaya” di Indonesia

  1. Kepemilikan Aset Produktif:
    • Kelas atas menguasai 46% total kekayaan nasional (Oxfam, 2023).
    • Contoh aset: properti, saham, bisnis waralaba.
  2. Pendidikan Tinggi:
    • 78% kelas atas menyekolahkan anak hingga S2/S3, sementara hanya 5% kelas miskin yang mampu.
  3. Akses ke Layanan Premium:
    • Asuransi kesehatan swasta, keanggotaan klub eksklusif, dan sekolah internasional.

Kesenjangan Ekonomi: Fakta dan Data

  • Indeks Gini Indonesia 2024: 0,385 (BPS), artinya kesenjangan termasuk kategori sedang.
  • 1% Terkaya vs 40% Termiskin:
    • 1% terkaya menguasai 46% kekayaan nasional.
    • 40% termiskin hanya menguasai 3,5% kekayaan (Oxfam, 2023).
  • Upah vs Biaya Hidup:
    • UMP DKI Jakarta (2024): Rp 5 juta/bulan.
    • Biaya hidup keluarga 4 orang di Jakarta: Rp 8-12 juta/bulan.
BACA JUGA:  Mengapa Pasar Global Tutup Saat Natal & Tahun Baru? Analisis Historis, Ekonomi, dan Budaya

Cara Mengetahui Posisi Ekonomi Anda

  1. Hitung Total Penghasilan Bersih: Gaji + pendapatan sampingan – pajak.
  2. Bandingkan dengan Standar BPS:
    • Jika penghasilan per kapita <Rp 535.547/bulan, masuk kategori miskin.
  3. Evaluasi Pengeluaran:
    • Jika >70% penghasilan habis untuk kebutuhan dasar, Anda termasuk kelas rentan/bawah.

Tips Naik Kelas Ekonomi

  1. Tingkatkan Skill: Ikuti pelatihan bersertifikat (digital marketing, data analysis).
  2. Diversifikasi Pendapatan: Bangun bisnis sampingan (jualan online, investasi dividen).
  3. Kelola Utang Bijak: Hindari utang konsumtif (HP, fashion) dan prioritaskan utang produktif (modal usaha).

FAQ (Pertanyaan Umum)

  1. Apakah penghasilan Rp 10 juta/bulan sudah termasuk kaya?
    Di perkotaan, Rp 10 juta/bulan termasuk kelas menengah atas. Di pedesaan, bisa masuk kategori kaya.
  2. Mengapa garis kemiskinan BPS dan Bank Dunia berbeda?
    BPS menghitung kebutuhan kalori 2100/kapita/hari, sementara Bank Dunia menggunakan standar global $2,15/hari.
  3. Bagaimana cara mengurangi kesenjangan ekonomi?
    Perlu kebijakan afirmatif seperti perluasan akses pendidikan murah dan pemerataan lapangan kerja.

Kesimpulan

Di Indonesia, seseorang disebut “kaya” jika memiliki penghasilan >Rp 15 juta/bulan (perkotaan) atau >Rp 10 juta/bulan (pedesaan). Namun, kekayaan sejati juga ditentukan oleh aset, pendidikan, dan ketahanan finansial. Dengan memahami klasifikasi ekonomi di Indonesia 2024 ini, kita bisa lebih bijak merencanakan masa depan dan mendukung upaya pemerataan ekonomi.


Internal Link:

  • [Baca juga: 7 Ide Bisnis Sampingan untuk Karyawan]
  • [Cara Menabung 10 Juta per Bulan untuk Pendidikan Anak]

Referensi Otoritatif:

Baca juga: Kapan Seseorang Bisa Disebut Kaya di Indonesia? Kategori Ekonomi 2024 Menurut Bank Dunia dan BPS

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.