Apakah Anda pernah bertanya-tanya kapan seseorang bisa disebut kaya di Indonesia? Di tahun 2024, definisi kekayaan tidak hanya bergantung pada jumlah uang di rekening, tetapi juga ditentukan oleh standar ekonomi yang dikeluarkan oleh Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik (BPS). Artikel ini akan mengulas kategori ekonomi masyarakat Indonesia berdasarkan penghasilan dan pengeluaran bulanan, serta tren perubahan yang terjadi dari tahun sebelumnya.
Kategori Ekonomi Berdasarkan Penghasilan dan Pengeluaran (Data BPS & Bank Dunia)
BPS menggunakan standar yang diadopsi dari Bank Dunia untuk mengelompokkan masyarakat ke dalam berbagai kelas ekonomi. Kriteria ini didasarkan pada pengeluaran per kapita per bulan.
1. Kelas Miskin (Poor)
- Batas bawah: Pengeluaran kurang dari Rp582.932 per kapita per bulan (data Maret 2024).
- Ciri-ciri: Sulit memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, pendidikan, dan kesehatan.
2. Kelas Rentan (Vulnerable)
- Batas pengeluaran: Rp582.932 – Rp874.398 per kapita per bulan.
- Ciri-ciri: Berada di atas garis kemiskinan, tetapi sangat rentan jatuh miskin jika terjadi krisis ekonomi.
3. Kelas Menengah (Middle Class)
- Batas pengeluaran: Rp2.040.262 – Rp9.909.844 per kapita per bulan.
- Sub-kategori:
- Aspiring Middle Class: Rp874.398 – Rp2.040.262 (menengah bawah, masih dalam transisi).
- Established Middle Class: Rp2.040.262 ke atas (stabil secara ekonomi).
4. Kelas Atas (Upper Class)
- Batas pengeluaran: Di atas Rp9.909.844 per kapita per bulan.
- Ciri-ciri: Memiliki aset investasi, bisnis, dan gaya hidup eksklusif.
Tren Ekonomi 2023–2024: Apa yang Berubah?
Beberapa perubahan signifikan terjadi dalam perekonomian masyarakat Indonesia:
- Garis kemiskinan meningkat: Dari Rp550.458 pada 2023 menjadi Rp582.932 pada 2024.
- Jumlah penduduk miskin menurun: Dari 25,90 juta orang (9,36%) menjadi 25,22 juta orang (9,03%).
- Kelas menengah menyusut: Dari 17,4% populasi pada 2023 menjadi 17,13% pada 2024.
- Kelas rentan bertambah: Banyak yang turun dari kelas menengah ke kelas rentan akibat tekanan ekonomi.
- Kelas atas stagnan: Hanya sekitar 1,07 juta orang atau 0,4% populasi.
Kenapa Kelas Menengah Penting?
Kelas menengah adalah motor utama konsumsi domestik. Jika jumlahnya menyusut, dampaknya bisa terasa pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi harus memastikan bahwa masyarakat kelas menengah tidak terus tergerus akibat inflasi dan tekanan ekonomi global.
Sumber Data dan Referensi
Untuk memastikan akurasi informasi, data yang digunakan dalam artikel ini bersumber dari laporan resmi BPS dan Bank Dunia. Anda bisa membaca laporan lengkapnya di tautan berikut:
- Badan Pusat Statistik (BPS): https://www.bps.go.id
- Bank Dunia: https://www.worldbank.org
Kesimpulan
Menjadi kaya di Indonesia bukan hanya soal jumlah uang di rekening, tetapi juga bagaimana seseorang dibandingkan dengan standar ekonomi nasional. Dengan meningkatnya garis kemiskinan dan menyusutnya kelas menengah, penting bagi masyarakat untuk memahami posisi mereka dalam struktur ekonomi dan merencanakan keuangan dengan lebih bijak.
Bagikan artikel ini jika Anda merasa informasi ini bermanfaat! Jangan lupa untuk meninggalkan komentar dan berdiskusi di kolom komentar.
Baca Juga: Kategori Ekonomi di Indonesia 2024: Kapan Seseorang Disebut Kaya?