Beberapa minggu yang lalu saya mendapat kiriman sebuah drone mungil lansiran Autel. Drone kecil ini beratnya tidak lebih dari 249 gram dan berkamera 4K dengan ukuran sensor kamera 1/1.28 Inchi Sony CMOS. Awalnya drone ini saya rasa terlalu mahal dengan harga paket premiumnya yang mencapai 14 juta rupiah (dapet tas dan 3 baterai). Tapi setelah saya buka (unboxing) dan saya amati secara cepat, ternyata sangat wajar harga drone mungil ini mencapai 14 juta rupiah.
Coba kita simak sebentar teknologi drone ini yang membuatnya menjadi mahal:
- Kamera menggunakan Sony CMOS dengan besar sensor 1/1.28 Inchi (0.8 Inchi – Lebih besar dari semua drone mini yang pernah ada di muka bumi)
- Kamera ini menghasilkan gambar 50 Mega Pixel (8192 x 6144), dan video maksimal hingga 4K (3840 x 2160 pada 30 fps).
- Kamera ini juga memiliki kemampuan profesional dengan ISO 100-6400 dan shutter speed 1/8000 detik hingga 8 detik.
- Memiliki sensor anti nabrak (obstacle censor) depan, belakang, dan bawah.
- Drone in bisa tahan angin hingga kecepatan angin level 5 (38.6 km/jam).
- Stabilisasi gimbal 3 axis.



Sampai dengan 6 poin tersebut saya sudah setuju dengan label harga 14 juta pada drone mini ini.
Dalam proses review, drone ini saya tes terbang di dalam ruangan dan di luar ruangan. Hasilnya adalah:
- Sangat stabil di dalam ruangan dengan suara yang tidak berisik.
- Sangat stabil di luar ruangan dengan angin sedang (5-10 km/jam).
- Sangat jauh terbangnya hingga 4 kilo meter di area perkotaan padat penduduk dan banyak tower pemancar.
- Hasil foto dan video malam hari yang sangat jernih.
- Banyak fungsi-fungsi otomatis di dalamnya seperti Quick Shot hingga membuat foto 360 derajat.

Untuk hasil foto dan video lainnya, anda bisa lihat di Instagram saya atau di video review saya di YouTube.
Yang pasti, drone mungil ini memiliki teknologi kamera dan kekuatan sinyal paling hebat dibanding drone lain di kelas 249 gram yang pernah ada selama ini (artikel ini ditulis pada bulan Februari 2022).
Berikut sekilas tangkapan layar pada menu-menu dron Autel Evo Nano:






Jika dibedah lebih dalam untuk fungsi-fungsi yang ada di dalam menunya, anda bisa mendapatkan:
- Quick shot: Flick, Fade away, Rocket, Orbit.
- Portrait: Pengambilan foto dengan fokus otomatis.
- Photo: Pengambilan foto dengan pengaturan fokus dan exposure.
- Vide0.
- Hyperlapse: Manual dan orbit.
- Panorama: Spherical, wide angle, landscape, portrait.
- Pro: P priority (pengaturan EV dan WB), S priority (Pengaturan shutter speed, EV, dan WB), Manual (pengaturan penuh semua mulai shutter speed, f diafraghma, ISO, WB).
Bentuk Remote Controller
Remote controller drone Autel Evo Nano sama dengan remote controller drone Autel Evo Lite series. Bahkan keduanya dapat digunakan untuk saling bertukar remote. Tetapi hanya satu yang diijinkan terkoneksi. Saya sudah mencoba menukar remote Nano dengan Lite dan berhasil dengan proses yang sangat sederhana dan cepat.


Kekurangan dari drone ini:
- Tidak memiliki fungsi waypoin/flight plan, sehingga tidak dapat digunakan untuk pemetaan (mapping).
- Bentuk remote controller yang berat ke depan setelah dipasang smartphone pada phone holdernya.
- Tidak ada tempat penyimpanan stick remote controller pada saat dilepas.
- Baterai remote controller cepat habis. Satu kali pengisian penuh hanya dapat digunakan sekitar 6 kali terbang (6 baterai).
- Laci micro SD card pada unit pesawat kurang terlindung dan gampang loncat kalau terjadi crash.
Semoga tulisan review singkat dari saya ini bermanfaat.
Untuk video review (Part 1 dan Part 2) bisa anda klik tautan di bawah ini:

