arti cinematic

Arti Cinematic yang Sesungguhnya di Dunia Perfilman: Jangan Tertipu oleh Slow Motion dan Grading Warna!

Waktu membaca: 2 menit

Loading

Istilah “cinematic” kini semakin populer di kalangan content creator digital. Mulai dari video Instagram, TikTok, hingga YouTube—semuanya berlomba-lomba menyematkan kata “cinematic” dalam judul atau caption mereka. Biasanya hanya karena videonya punya efek slow motion, filter ala teal and orange, atau transisi halus.

Namun, bagi para pelaku dunia perfilman yang memahami sinema sebagai bahasa, istilah ini justru terasa terlalu disederhanakan. Sebagai filmmaker, saya merasa perlu meluruskan makna kata “cinematic” agar tidak hanya menjadi sekadar gimmick estetika.

Apa Arti Sebenarnya dari Cinematic?

Secara definisi, “cinematic” adalah segala sesuatu yang memiliki karakteristik film. Artinya bukan hanya tampilan visualnya, tapi menyangkut pengalaman total dari menonton: suasana, narasi, penyampaian emosi, hingga ritme dan komposisi gambar.

Dalam dunia sinema, sesuatu dikatakan cinematic bukan karena dia lambat atau punya warna tertentu, melainkan karena ia menyampaikan perasaan, membangun atmosfer, dan punya storytelling yang kuat secara visual.

Mengapa Banyak Content Creator Salah Kaprah?

  1. Pengaruh tren YouTube dan media sosial – banyak tutorial mengajarkan bahwa cinematic look bisa didapatkan hanya dengan LUT dan kamera mirrorless.
  2. Kebutuhan instan akan estetika visual – di era scroll cepat, visual yang keren langsung menarik perhatian.
  3. Kurangnya pemahaman tentang bahasa sinema – banyak kreator belum mempelajari dasar-dasar storytelling visual.

Cinematic Bukan Hanya Soal Kamera

Film karya Wong Kar-Wai, Terrence Malick, atau bahkan Garin Nugroho bisa terasa sangat cinematic meskipun minim efek. Karena kekuatannya bukan di kamera, tapi di bagaimana gambar disusun, narasi dibentuk, dan emosi disampaikan.

Cinematic adalah hasil dari integrasi antara:

  • Komposisi visual yang bermakna
  • Gerak kamera yang mendukung cerita
  • Ritme editing
  • Suara dan musik yang mendalamkan suasana
  • Ekspresi aktor dan atmosfer lokasi
BACA JUGA:  ChatGPT 4o vs 4.5: Mana yang Cocok dengan Profesi Anda?

Kenapa Content Creator Zaman Sekarang Menyempitkan Maknanya?

  1. Simplifikasi budaya digital

    Mereka butuh istilah yang keren, cepat dipahami, dan terdengar profesional. Jadilah:

    Cinematic = pakai LUT + 60fps slow motion + ambient music

  2. Influencer influence

    Banyak YouTuber/videografer (kayak Peter McKinnon, Daniel Schiffer) yang pakai istilah “cinematic look” untuk menjual preset atau tutorial. Akhirnya publik awam menganggap cinematic itu ya “seperti itu.”

  3. Visual over substance

    Karena Instagram dan TikTok adalah platform visual, akhirnya yang “terlihat seperti film” dikira sudah cukupuntuk disebut cinematic — padahal belum tentu ada cerita di baliknya.

 

5 Alasan Anda Harus Stop Ikuti Kreator yang Salah Paham

  1. Mematikan Kreativitas: Konten jadi seragam karena mengikuti template efek yang sama.
  2. Menghilangkan Makna: Video kehilangan pesan emosional ketika hanya fokus pada gaya visual.
  3. Membentuk Persepsi Keliru: Audiens muda mengira cinematic = preset warna, bukan storytelling.
  4. Membuang Waktu: Banyak tutorial “cinematic” hanya mengajarkan efek, bukan filosofi visual.
  5. Merusak Standar Industri: Konten medioker dianggap “sempurna” karena terlihat “cinematic”.

Kesimpulan

Cinematic bukan sekadar efek, tapi efek dari cerita yang kuat. Bukan hanya slow motion dan grading, tapi pengalaman visual yang menyentuh dan bermakna. Sebagai content creator, penting untuk memahami ini agar tidak sekadar ikut tren, tapi benar-benar menyampaikan pesan secara sinematik.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.